Perlakuan mereka (jaringan terlarang) dengan mencuci otak salah satu korbannya untuk melakukan perbuatan radikal seperti pemboman (bom bunuh diri) atau apapun itu namanya, terhadap kelompok tertentu dengan dalih bahwa Jihad di Hari Raya Idul Fitri, katanya akan membawanya masuk ke surga, adalah pemahaman yang keliru. Apalagi dengan membunuh puluhan orang. Itu suatu kebohongan besar, tegas Rahmad Sukendar, Ketua Umum Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara & Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA RI), yang mengutuk sekaligus mengecam keras aksi pengecut yang diduga dilakukan oleh teroris di Polda Sumut, dikonfirmasi RJNews, Minggu, (25/6/2017).
BPI KPNPA RI meminta kepada Aparat terkait dari Kepolisian untuk lebih menggalakkan peran serta masyarakat di dalam Perpolisian, mengingat bahwa masyarakat adalah sebagai mata telinga yang menjaring informasi di bawah, jelasnya.
Pemahaman keliru itu yang mesti disampaikan kepada kelompok-kelompok radikal di Indonesia, bahwa Islam itu mengajarkan kedamaian dan rahmatan lil alamin. Tidak ada dalilnya bahwa Islam mengajarkan untuk membunuh sesamanya, apalagi jihad dengan menggunakan bom dan senjata tajam, terangnya.
Terkait kejadian yang dilakukan kelompok tak dikenal yang menyerang Pos Penjagaan di Polda Sumut, Medan, (25/6), sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, membuat Ketum BPI geram.
Serangan yang dilakukan dini hari tadi, yang diduga dilakukan oleh teroris, membuat 1 (satu) anggota pelayanan masyarakat, Aiptu Martua Sigalingging yang sedang berjaga tewas.
“Kami ikut prihatin dan turut berbela sungkawa,” ungkap Rahmad.
Semoga keluarga anggota Polri yang gugur dalam tugas, diberikan kekuatan dan kesabaran, dan semoga pelaku dapat segera ditangkap, tandasnya.