JAKARTA, 18 Juni 2024 – Tubagus Rahmad Sukendar Ketua Umum BPI KPNPA RI melihat wajah Polisi yang saat ini sedang boming viral dimedia sosial terkait dengan Pro dan Kontra keberadaan Polri di tengah tengah masyarakat , dimana kita melihat Fenomena yang terjadi ada dari beberapa elemen masyarakat yang meminta Polisi di bubarkan saja dan diganti TNI serta ada juga yang juga menginginkan Polri dikembalikan kepada Kementrian ini sangat menjadi perhatian serius dari Tebe Rahmad Sukendar
Dalam kesempatan bertemu dengan awak media di Kantor BPI KPNPA RI daerah Jakarta Barat pada saat selesai pemotongan hewan kurban ( senin , 17 Juni 2024) kang Tebe Sukendar menyampaikan Andaikan jika Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso masih ada, saya yakin pasti sosok polisi jujur itu akan terus-menerus menangis, mirip dengan kasus Vina Cirebon yang tengah viral saat ini. Jika dalam kasus Vina ada dugaan Obus Of Power dari Polisi dalam penanganan penyidikan atas kasus tersebut ,dan jika Jenderal Hoegeng yang menjadi Kapolri di era 1968-1971 itu pasti akan menangis kecewa karena ulah polisi masa kini yang kerap berulah melakukan berbagai macam pelanggaran yang ujungnya membuat masyarakat menjadi sakit hati dan kecewa
Betapa tidak miris , disaat Pimpinan Polri sedang berbenah untuk bagaimana Polri menjadi baik dan bermanpaat ini yang ada viral di pemberitaan di media akhir-akhir ini dipenuhi dengan kisah-kisah polisi “brengsek”. Ada
“Polwan Bakar Polisi
Ada perempuan “simpanan ” Yang Teriak Teriak di Medsos ditelantarkan polisi
Ada polisi yang jemawa menampilkan gaya hidup hedon nya
Ada polisi yang tajir melintir hingga kepelintir asal-usul perolehan hartanya terkait kedudukannya pada jabatan “basah” yang bisa mempermainkan kasus dan keadilan.ADVERTISEMENT
Ada polisi, provos lagi, yang merasa “dikerjai” polisi lainnya karena urusan jual beli tanah. Agar urusan tanah beres, polisi yang menjadi penyidik meminta tarif dan upeti tanah kepada polisi yang orangtuanya memiliki tanah.
Ada Polisi yang menjadi Makelar Rekrutmen dan Ada lagi Polisi yang menjadi Makelar Kasus, ini semua yang menjadikan intitusi Polri menjadi semakin tercoreng akibat ulah dari Oknum Polri itu sendiri.
Belum lagi,sebelumnya ada kisah kegetiran anak buah bekas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri yang mengaku dikorbankan komandannya karena urusan pribadi, tetapi kini harus menderita dan merana. Tidak saja karir dan namanya tercoreng, keluarga polisi yang “sial” itu juga mengalami tekanan hidup dan harus di PTDH.
Yang lebih ambyaar lagi, ada polisi memerintahkan polisi “menilep” barang bukti untuk dijual ke bandar narkoba di kampung narkoba. Kapolda memerintahkan kapolres, dan kapolres menyuruh kapolsek. Isi perintahnya: jual sabu-sabu untuk mendapatkan fulus.ADVERTISEMENT
Kang Tebe Sukendar sejenak merenung ,kembali teringat dengan cerita-cerita kriminal klasik, untuk membongkar kejahatan jangan fokus ke penjahat yang dicurigai. Bisa jadi kejahatan itu datang dari hamba penegak hukum itu sendiri. Polisi yang harusnya memberantas kejahatan malah terjebak ke dalam pusaran kejahatan yang tiada henti. Sampai ada Tagar jangan melapor di Polisi jika tidak ada uang ( No Money ; No Justice) dan juga ada Tagar (No Viral ; No Justice).
Belum lagi dengan kasus kasus yang terjadi melibatkan Polisi menjadi gambaran kelamnya wajah kepolisian kita.
Menyikapi ini semua Kang Tebe Sukendar menyampaikan bahwa dahulu ada dijumpai banyak Polisi Jujur yang hidupnya sederhana dijumpai diri nya sewaktu masih dinas , mereka begitu bangga menjadi anggota polisi hingga akhir hayat nya, walau pangkatnya begitu rendah. Tetapi justru dari kerendahan pangkatnya dan kerendahan hati nya saya bisa mengambil pelajaran betapa ajaran kehidupannya dan integritas nya begitu tinggi , diri nya tidak akan mau membawa uang haram untuk diberikan kepada keluarga nya dan walaupun mereka hidup pas pasan dalam keterbatasan namun tetap mereka bisa menyekolahkan anak anaknya sampai diperguruan tinggi untuk semua nya itu dilakukan dengan berhutang dan menjual tanah ataupun rumah namun tetap tidak berubah integritas dan moralitas diri nya dalam bertugas, namun yang kita jumpai di Polisi saat ini integritas dan moralitas di jajaran Anggota Polisi semakin merosot dan berkurang malah yang ada menjadi terbalik mereka lebih mengedepankan arogansi kewenangan dan jabatan nya
Kita semua pun melihat kerja keras dari Pimpinan Polri dalam melakukan perubahan untuk bisa Intitusi Polri ini bersih dari oknum yang brengsek dan jahat sudah menyalahgunakan kewenangan jabatan nya
Namun tetap masih saja ada terjadi Anggota Polri yang melakukan pelanggaran etik sampai pelanggaran pidana.ADVERTISEMENT
Sebenarnya banyak anggota Polri yang melakukan kesalahan mendapat hukuman mulai kode etik sampai dengan di PTDH dan juga adakasus pidana nya sampai berlanjut di persidangan, tetap saja masih ada oknum brengsek yang kedapatan melakukan pelanggaran dan penyalahgunaan kewenangan
Mengaca dari semua rentettan kejadian yang membuat wajah Polri menjadi tercoreng , kang Tebe Sukendar melihat apakah semua kesalahan ini terjadi adanya kesalahan dari para pendidik / dosen yang ada di lembaga pendidikan atau memang ada sesuatu yang kurang dari kurikulum yang ada di lembaga pendidikan polri atau juga karena pendidikan integritas dan moralitas yang kurang di ajarkan selama mereka mengikuti pendidikan atau memang kurangnya pengawasan melekat dari internal polri
Memang kita tidak bisa pungkiri untuk menjadi anggota polri itu tidaklah mudah harus melalui proses rekrutmen yang sangat ketat tetapi apakah itu semuanya itu dilakukan secara transparan ? Bersih dari pungutan ? Juga bersih dari yang nama nya titipan ? Semua itu bisa dijawab dan terjawab dengan hadir nya para perwira muda di Polri yang begitu selesai dilantik sebagai Anggota Polisi, berdinas ditempatkan di satuan kewilayahan dapat dilihat dari kinerja nya apakah diri nya memposisikan sebagai Pangkodamar ( Panglima Komando dalam Kamar ) atau mereka terjun langsung bersama anggota nya dalam melakukan tugas kepolisian melayani ,mengayomi dan melindungi masyarakat
Kita juga melihat dalam pembinaan karier yang mana semua nya itu dalam tanda kutip harus didukung dengan lampiran rupiah, mulai dari kenaikan pangkat, kenaikan jabatan ,mutasi ,sampai di jenjang pendidikan lanjutan Secapa ,Sespim dan Sespimti jika tidak ada lampiran rupiah dan dukungan dari orang penting baik dari Institusi Polri, Legislatif dan Pengusaha maka semua nya itu akan sirna apa yang seharus nya wajib diterima oleh Anggota Polri dalam Pembinaan KarierADVERTISEMENT
Kapolri juga harus menekankan kepada Pendidikan Moral dan Akhlak yang harus lebih banyak di berikan kepada Jajaran Anggota Polri sehingga akan ada Rem di diri nya untuk tidak berbuat yang tidak baik dan melanggar hukum
Jadi Wajar sekali masyarakat mengeluarkan uneg uneg dan kekesalan melalui Media Sosial karena tadi itu masyarakat juga sebenar nya sangat sayang terhadap Institusi Polri namun dengan adanya Oknum yang kerap menyakiti hati masyarakat jika tidak Viral maka tidak akan ada mendapatkan perhatian
Polri baru bergerak jika ada sesuatu yang Viral dengan melakukan tindakan , semua itu sebenar nya harus ada perubahan yang signifikan dari Polri
Kang Tebe Sukendar juga meminta kepada Kapolri dan Jajaran untuk memberikan prioritas tinggi terhadap pendidikan mental dan rohani terhadap siswa Anggota Polri baik dari itu dari Tamtama,Bintara sd Perwira sehingga akan tertanam, terpatri Moralitas dan Integritas yang tinggi di dalam hati sanubari para anggota Polisi untuk bekerja dengan baik dan tidak mudah tergiur dengan iming iming dari orang luar
Ini semua yang akan mengikis habis mental anggota Polisi dalam bekerja dengan baik dan mengedepankan hati nurani nya ADVERTISEMEN
Namun terlepas dari itu semua kang Tebe Sukendar meminta kepada Pimpinan Polri untuk lebih memperhatikan kesejahteraan dari Anggota Polri sehingga mereka dapat bekerja dengan baik jika semua nya ada dipenuhi Institusi Polri dan Marwah Intitusi Polri akan tetap terjaga dengan baik. Tutup Kang Tebe Sukendar.