JAMBI – BPI KPNPA RI – Forum Ulama BPI KPNPA (Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara Pengawas Anggaran) bersama Kepolisian Daerah Jambi menggelar Acara Istiqosah.
Kegiatan dengan tema, ‘Peran Serta Ulama dan Pondok Pesantren dalam Turut Serta Menciptakan Kamtibnas yang Kondusif dalam Menangkal Hoax dan Hate Speech’ diselenggarakan di Masjid Al-Falah, Kota Jambi, Jambi, Jumat (23/03/2018).
Berdasarkan pantauan di lapangan, turut hadir dalam acara ini antara lain Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri, Irjen Pol Lucky Hermawan, Kapolda Jambi, Brigjen Pol Muchlis As serta Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen M. Iqbal.
Acara Istiqosah ini menghadirkan Ustadz Arifin Ilham dikomandoi langsung oleh Ketua Forum Ulama BPI KPNPA RI, Buya Margutin Al Manshuri. Adapun jamaah terdiri dari 1000 santri Buya Margutin, anggota Polri di lingkungan Polda Jambi, anggota TNI di lingkungan Korem 083 Garuda Putih Jambi, sehingga membuat suasana tampak semakin khidmat.
Doa untuk Bangsa
Ketua Umum BPI KPNPA RI, Tubagus Rahmad (TB) Sukendar mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk mendoakan seluruh elemen bangsa agar terhindar dari potensi perpecahan menjelang diselenggarakannya Pilkada Serentak tahun ini.
“Sebagai bagian dari anak bangsa, kita juga memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mendoakan agar negeri ini dijauhkan dari ancaman disintegrasi akibat semakin panasnya suhu politik menjelang Pilkada Serentak pada 27 Juni 2018 mendatang,” kata Sukendar kepada Jarrak.id dijumpai seusai kegiatan.
Sukendar tidak menampik, potensi konflik dalam Pilkada Serentak 2018 masih sangat tinggi. Termasuk kata Sukendar, soal isu SARA yang mungkin akan marak dipergunakan menjelang pelaksanaan Pilkada 2018 dan terus dipelihara untuk tahun 2019 ketika Pileg dan Pilpres dilaksanakan.
Menurut Sukendar, isu SARA justru lebih berbahaya dibandingkan politik uang (money politic) dalam pemilu. Karena isu SARA memiliki efek jangka panjang yang menimbulkan perbedaan dan perpecahan di masyarakat.
“Penggunaan isu SARA yang ditransformasikan melalui berbagai media dan tindakan praktis telah menjadi pemicu tumbuh suburnya konflik sosial dalam kehidupan masyarakat. Tentu kita tidak menginginkan itu terjadi,” ucap Sukendar.
Selain itu, Sukendar juga mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak terprovokasi informasi hoax dan adu domba yang jamak dijumpai di berbagai media sosial.
“Kita harus cerdas dan cermat dalam menerima informasi. Karena menjelang pilkada, dengan mudah kita temui informasi hoax yang hanya berisi fitnah dan adu domba dengan menggunakan isu SARA untuk memecah persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa. Hal semacam ini harus kita hindari,” kata Sukendar.
Sukendar juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh aparat kepolisian, mulai dari Kapolri, Waka Baintelkam Polri, Polda Jambi yang turut memberikan perhatian penuh sehingga acara istiqosah dapat berjalan lancar.
Sukendar berjanji, acara istiqosah lanjutan juga akan digelar di berbagai provinsi, antara lain di Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
“Kita mohonkan kepada Sang Maha Kuasa, mudah-mudahan iklim politik yang mulai panas menjelang pilkada tidak membawa perpecahan bagi bangsa dan negeri ini. Justru sebaliknya seluruh elemen masyarakat harus bersatu untuk bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif demi mewujudkan NKRI yang aman dan damai,” tandas Sukendar.